Menyibak Misteri Penunggu Goa Langse

oleh
oleh

“Nanti Nakmas akan tahu sendiri!” senyum si kakek. “Kalau ingin istirahat Nakmas bisa mampir di rumah saya. Mari, silakan!” katanya memberi tawaran menarik bagi Gino.

Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Gino pun menyambut tawaran si kakek. Anehnya, orang tua ini ternyata tidak tinggal sendirian, karena di rumah yang mungil itu juga tinggal dua orang perempuan, yang satu sudah tua dan tampaknya isteri dari si kakek misterius, sedangkan yang satunya muda. Pastilah anak atau cucunya. Gadis belia ini tampak cantik walau berpakaian gaya masa lampau, dengan kebaya warna hijau pupus.

Wanita muda itu tersenyum saat melihat si kakek datang dengan seorang lelaki muda. Gino membalas senyum itu meski masih merasa heran.

“Dia Suli, anakku, Nakmas!”.si kakek memperkenalkan anaknya. Sementara itu, Suli hanya tersipu ketika bapaknya mengenalkan dirinya pada sang tamu.

Walau semula hanya biasa saja terhadap gadis itu, namun lambat laun Gino seperti tersihir dengan kecantikan Suli. Rupanya, hal ini disadari benar oleh orang tua gadis tersebut.

“Nakmas, kami memang sengaja membawamu ke sini karena kami ingin mengambil Nakmas sebagai menantu, ” kata si kakek.

Gino kaget melihatnya. Memang kalau dilihat kecantikannya, sebagai lelaki dia sangat terpesona pada kecantikan Suli. Namun, di saat yang sama, dia juga teringat pada isteri dan anaknya yang masih balita.

“Kalau Nakmas sudah beristeri, Suli juga bisa dijadikan isteri kedua. Lelaki kan bisa beristeri sampai empat,” kata si kakek lagi seolah dapat membaca kegundahan hati Gino.

“Kamu mau kan Suli jadi istri kedua?” tanyanya pula kepada anak gadisnya. Suli tampak tersipu-sipu.

“Kalau saya sih terserah Rama saja!” jawabnya sambil senyum.

Namun, Gino masih berat hatinya, karena dia sangat mencintai Marni, isterinya, yang sedang mutung itu. Selain itu juga dia merasa belum memberikan kasih sayang secara utuh pada isteri dan anak semata wayangnya. Selama ini dia terlalu asyik masyuk dengan judi dan main perempuan. Dan dia tak ingin melukai hati istrinya lebih dalam lagi.

“Apakah Nakmas melihat Suli kurang cantik?” tanya si kakek melihat Gino hanya diam membisu.

Lelaki yang pernah mengenyam kesuksesan di bisnis jual beli kendaraan bekas ini hanya menggeleng, tak tahu harus menjawab apa. Kalau melihat kecantikan Suli, memang lelaki mana yang tidak akan tergoda. Namun kalau ingat isteri dan anaknya yang telah lama dia sia-siakan, Gino merasa alangkah kejamnya kalau dia yang selama ini belum pernah membahagiakan mereka, lalu mengkhianati mereka dengan memperistri Suli.

“Apakah Nakmas harus saya paksa untuk menerima tawaran baik ini?” si kakek tiba-tiba bertanya dengan nada keras. Karuan, Gino terkejut melihat perubahan sikapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.