Mungkin anda terlalu sibuk mengikuti kata hati anda yang sedang dibalut kebencian yang sangat. Anda juga mungkin terlalu sibuk mengais kemarahan untuk anda umbar ke jagat maya. Sehingga anda buta dan leluasa menghakimi kami seperti apa kehendak hati anda.
Mas Eko, anda dengan sadar dan sengaja mengangkat telepon anda dan mengarahkan kameranya kepada kami. Anda sadar betul kami ini wartawan, oleh karenanya anda memang sengaja memotret kami
Mas Eko, kami ini awak media, kami adalah jurnalis foto yang setiap hari bekerja mengabadikan peristiwa dengan kamera. Tugas kami menyampaikan berita melalui gambar.
Kedatangan kami ke persidangan adalah murni karena tugas jurnalistik. Terlepas dari siapa yang sedang berpekara dalam persidangan, sejauh itu suatu peristiwa penting yang layak diketahui masyarakat luas. Dipastikan kami akan ada dan hadir mengabadikan peristiwa tersebut dimana dan kapan pun itu. Anda mungkin tidak pernah tau bagaimana kesulitan kami. Ya karena kami tidak mau mengeluh, kami bekerja karena kami mencintai profesi kami.
Mas Eko yang kami hormati, perkataan anda yang mengatakan kami tim cyber/buzzer penista agama sangat merendahkan profesi kami. Anda menyamakan profesi kami sama dengan PSK. Sebegitu kronis kebencian anda hingga menyebarkan fitnah dan menyerang kami. Sehat mas Eko? Kami mendoakan anda selalu dalam keadaan sehat mental dan fisik.
Ingin sekali kami marah, melaporkan anda ke Polisi dan melihat anda duduk di kursi pesakitan lalu kami arahkan semua kamera kami menyoroti wajah anda. Lalu kami sebarkan fotonya dengan kata-kata yang sama seperti kata-kata kotor yang anda lemparkan kepada kami. “Inilah penyebar fitnah menutupi wajahnya seperti PSK asal China karena malu diberitakan di media masa dan diunggah media sosial”.
Bagaimana perasaan anda mas Eko? Jika anda tidak tersinggung, kami ragu anda punya nurani. Sebaiknya ada segera berkonsultasi dengan psikolog terdekat.