j. Kenyataan umat manusia saat ini terbagi dalam berbagai agama dan kepercayaan dapat di ibaratkan anak sungai yang yang berasal dari sumber yang sama…makanya perlu danau dan lautan yang besar dengan system manunggal saling membutuhkan dan yang saling menghormati perbedaan hingga mereka dapat hidup dengan rukun aman, adil, dan sejahtera di dalamnya…?
k. Bukankah hilangnya etika dan moral dalam diri bangsa Indonesia serta dunia pada umumnya tidak perlu adanya ajaran moral yang baru yang mampu membuat manusia itu kembali memiliki etika dan moral yang luhur…?
l. Apakah salah bila seorang mencintai dan memuliakan adat dan budaya leluhurnya dengan tidak melanggar kehendak tuhan yang MAHA ESA adalah dikatakan sebuah kesesatan yang nyata
m. Bukankah membangun karakter dan jati diri setiap bangsa adalah tugas dan tanggung jawab berat serta utama dari setiap generasi penerusnya..? Apakah manusia tidak mengharapkan perkembangan kerohanian tentang filosofi yang terus-menerus ke arah yang lebih baik?
n. Apakah revolusi mental dan rohani manusia itu tidak menuju ke arah kesempurnaan yang terakhir, yang sebenarnya merupakan tujuan dari pada adanya manusia itu?
o. Apakah dewasa ini masih tepat bahwa perbedaan-perbedaan itu terus berlangsung yang akhirnya menuju perpecahan dan permusuhan yang merugikan kedua belah pihak?
Beberapa hal tersebut di atas yang mendasari tercetus Warde System Pedoman Hidup Tri Falaq Tunggallistik Membangun Peradaban Bangsa yang diharapkan mampu ikut serta memberikan solusi terhadap kemelut yang dihadapi bangsa Indonesia dan dunia pada umumnya, agar manusia dapat hidup rukun damai, adil sejahtera dengan tetap mengedepankan nilai – nilai etika, moral dan budaya luhur bangsa kita serta kebenaran yang datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa.