Budi menjelaskan, pembangunan MRT fase 1, dilakukan sepanjang 16 km dengan 13 stasiun dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI dan pada tahun 2017 ini juga akan dimulai fase ke 2, yaitu koridor Bundaran HI menuju ke Kampung Bandan dengan panjang jalur ± 8.3 km dengan 8 stasiun dan pada tahun 2018 akan dilanjutkan fase dari Cikarang menuju ke Balaraja dengan panjang jalur ± 87 km dengan 41 stasiun. “Dan pada saat semua itu selesai dibangun, cara kita bertransportasi akan berbeda,” kata Budi.
Setiap harinya moda kereta api mengangkut sebanyak 850.000 orang. Nantinya MRT tahap I tersebut akan mengambil 20 persen dari jumlah penumpang tersebut. “Kita harapkan kalau perkembangan ini menjadi lebih baik maka 60 persen dari penumpang yang melakukan pergerakan itu akan menggunakan MRT, LRT dan BRT.
Menhub berharap, pembangunan MRT tersebut juga dapat meningkatkan kegiatan bisnis dan perekonomian. “Pada pusat-pusat komersial MRT direncanakan dibangun tempat bisnis dan pusat perbelanjaan yang dapat dijadikan sebagai titik bertemu para pengguna angkutan umum. Dengan demikian, Konsep TOD (Transit Oriented Development) pada simpul-simpul transportasi menjadi tren di masa yang akan datang,” ujar Budi.
Aktivitas pada simpul-simpul transportasi tersebut dapat mengarahkan dan mengubah gaya hidup masyarakat Jakarta dan sekitarnya, di mana dengan kemudahan transit orang/penumpang menuju ke berbagai tujuan dapat diakomodir pada pusat simpul transportasi dan memberikan kemudahan mobilitas tanpa batasan waktu.
Hal senada juga terlontar dari Direktur Operation and Maintenance PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono bahwa pembangunan MRT ini bukan hanya menghadirkan moda transportasi baru saja tapi targetnya adalah menjadikan gaya hidup baru.