Jakatta, sketsindonews – Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat sebelum pelantikan bertemu dengan tandemnya yang kini menjadi Napi di Mako Brimob Basuki Tjahyadi Purnama alias Ahok.
Dalam pertemuannya Djarot ketemu Ahok hanya tak lama, namun pesan ini membuat kita untuk berfikir bahwa perjuangan apapun belum selesai dalam melaksanakan perubahan DKI Jakarta.
Inilah ucapan Ahok kepada Djarot saat sebelum pelantikan Gubernur, dimana pesan yang krusial yang sebelunnya hasil perjuangan mereka berdua dalam menata Jakarta yang lebih baik. (18/6)
“Sebelum pelantikan ini, saya bertemu beliau dan mengobrol. Saya dipesankan segera tuntaskan (program kerja Pemprov DKI), dan standar kami yang paling utama adalah tingkat kepuasan masyarakat.
Pak Ahok bilang, tolong tingkatkan persentase kepuasan masyarakat yang sudah 70 persen di zaman kita,” kata Djarot saat ditemui di Istana Negara, Jakarta.
Sahabat – sekadar untuk melawan lupa : Ahok itu masuk penjara dan menjadi napi karena perjuangannya menegakkan keadilan, kesetaraan, demokrasi, keberagaman, dan toleransi.
Ahok ditahan karena politisasi agama, politik gerombolan yang semuanya dilakukan penuh ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Ahok bukan masuk penjara karena maling uang rakyat, juga bukan karena mengkhianati negara.
Tapi dia hanya diam, menerima dan mengampuni. Dalam imannya – menerima dan mengampuni itu tidak hanya berhenti pada mulut. Sebab iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka dia buktikan dengan perbuatan. Dia batalkan bandingnya. Dia mundur dengan baik sebagai gubernur.
Dia kembalikan uang operasional milyaran rupiah yang menjadi haknya.