Dia mengatakan bahwa konsep yang ditanamkan dalam diri ‘pengantin’ bom adalah iming-iming masuk surga.
Ditambahkan juga bahwa dalam doktrin teroris diajarkan bahwa bagi siapa saja yang berjihad melakukan penyerangan akan bertemu dengan 72 bidadari yang ada di surga.
“Konsep inilah yang ditanamkan para perekrut kepada calon teroris. Kemudian, dalam doktrinnya, perekrut mengajarkan bahwa bagi siapa saja yang mati dalam keadaan berjihad, dosanya akan diampuni dan kembali bersih seperti bayi yang baru lahir,” ungkap Pria yang mendirikan pesantren Al Hidayah ini.
Dia juga meyakini bahwa pola penyerangan teroris di Medan tidak ada yang berubah, meski hanya menggunakan pisau, menurutnya bagi teroris itu suatu keberhasilan, karena konsep jihad itu, berjuang menjadi suatu keharusan.