Saya memperkenalkan diri saya dan mengajak mereka ngobrol di teras villa yang mereka sewa. They Spoke Broken English.
Salah satu cukup terpelajar dan berbahasa Inggris dengan cukup baik bahkan punya kartu nama.
Laki-laki tu semua “Married Man” dari negeri Saudi dan lagi “HOLIDAY” saja di Indonesia tanpa keluarga, dan mereka juga saling mengenal satu sama lain di Kota Bunga.
Mungkin tadi mereka sedang cekikikan saling sharing tentang perempuan lokal pikirku yang diajak kawin kontrak.
Sudah 1 minggu mereka disana dan mereka dijemput oleh satu agent langsung dari Bandara ke Kota Bunga. Jadi praktis mereka tidak pernah kemana-mana selain kawasan Puncak. Amazing !!! Enggak kepengen sama sekali ke Bali atau Raja Ampat.
Si Intelek bercerita, banyak Agent yang memang HANYA menawarkan wisata dari Arab langsung ke Kota Bunga termasuk menyediakan “PROSTITUSI”. Jadi Wisata “Direct to Kota Bunga” ini masuk dalam kelompok Middle Upper Class lah.
Sekarang Wilayah Ciawi mereka anggap lower-class (secara khusus saya bertanya mengapa tidak ke Ciawi). Sesekali konsentrasi saya terpecah karena beberapa Arabmen naik motor besar GERUNG-GERUNG-GERUNG SUARANYA seperti GENG MOTOR dan mendengar mereka berteriak-teriak dengan Excited.
Lalu terdengar bunyi ledakan… saya bertanya “bunyi apa itu???” ternyata bunyi PETASAN di siang bolong TANPA event apapun!!! Saya yakin di negara mereka-pun TIDAK sebebas itu main petasan.