Saya tidak tahu siapa Pemilik kawasan Kota Bunga sekarang, yang meminta iuran PPL sebesar hampir Rp. 500.000 rupiah per bulan, tapi membiarkan konsep Kota Bunga yang lama menjadi seperti konsep kawasan PROSTITUSI Arab.
Apakah pemkot Bandung atau para preman bisnis yang bekerja sama dengan pemerintah.
Sempat penjaga Villa saya, sudah sering orang Indonesia yang menginap disana terkejut-kejut dan ribut dengan Arab karena mereka main petasan tidak dilarang.
Menurut saya masalah kebebasan kultur dan SEX ARAB di Puncak ini sudah sangat luar biasa, kebablasan dan tanpa kontrol dari pemerintah. Presiden @Jokowi harus memerintahkan menteri atau pemda dan pihak-pihak terkait untuk memeriksa seluruh kawasan puncak itu.
Saya yakin selain Prostitusi banyak pelanggaran lain seperti masalah perijinan tempat usaha, ijin tinggal dan sebagainya.
Cermin pembiaran orang Arab di Cisarua oleh pemda setempat yang sudah merebak kearah Kota Bunga Cimacan jalan masuk kearah Taman Bunga Nusantara dan Cikanyere
Sungguh sedih Kota Bunga Bogor..
redaksi