Di perikop yang lain dikatakan “Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan” (Mat 15:32).
Tuhan mengutamakan kebutuhan yang ada dan sangat peduli dengan kehidupan, jangan sampai pingsan/ mati. Tuhan memberi perintah, “harus” dan “perintah-perintahNya itu tidak berat” (1 Yoh 5:4) karena Tuhan juga “turut bekerja dalam segala sesuatu” (Rom 8:28). Dia pula yang akan melengkapiNya.
Kita dipanggil sebagai penyalur berkat dan sebelum menjadi penyalur berkat maka kita akan diberkati terlebih dahulu.
3. Tuhan mengadakan dengan kuasaNya.
“Yang ada pada kami di sini hanya 5 roti dan 2 ikan. Yesus berkata: Bawalah kemari kepadaKu…” (ay 17-18).
Tuhan meminta “yang ada” untuk dipersembahkan! Yang ada bukan sisa tetapi yang kita miliki saat ini! Apa yang Tuhan lakukan? Dikatakan “Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat” (ay 19) dan hasilnya “Dan mereka semuanya makan sampai kenyang … roti yang sisa 12 bakul penuh” (ay 20).
Mujijat terjadi dan Tuhan sebagai sumber berkat menyediakan hingga berkelimpahan, ada sisa! Mungkinkah mujijat terjadi di masa kini? Rasul Paulus berkata “dengan FirmanNya apa yang tidak ada menjadi ada” (Rom 4:17).
Mujijat dapat terjadi jika kita beriman, tidak bimbang dan mengikuti apa yang menjadi kehendakNya dengan berani berkorban mempersembahkan apa yang kita miliki.
Waktu kita, tenaga kita bahkan uang kita! Kisah janda di Sarfat yang bertemu Nabi Elia dan diberitahu, “bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu” (1 Raja 17:13) – ia diberkati (baca 1 Raj 17:15-16).