Menurutnya, hal ini sejalan dengan tema yang diusung yaitu dalam pertemuan ASEM ke-4, yaitu ‘Menjembatani Asia dan Eropa Melalui Konektivitas Transportasi Terpadu dan Sinergi Rencana Strategis Regional.’
Disamping memaparkan program tol laut, Ia minta agar TSOM mematangkan pembahasan Deklarasi Bali yang akan ditetapkan dalam pertemuan tingkat Menteri pada tanggal 27 September 2017.
“Saya minta agar TSOM mematangkan naskah Bali Deklarasi yang akan ditetapkan pada pertemuan tingkat Menteri besok,” ucapnya.
Untuk diketahui, Bali Deklarasi adalah output dari pertemuan ASEM-TMM yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi Negara-negara anggota dalam membahas program-program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama. Secara garis besar, Bali Deklarasi memuat butir-butir sebagai berikut :
- Menekankan pada konektivitas untuk semua dimensi,
- ASEM sebagai wadah strategis untuk meningkatkan kerja sama Negara Asia dan Eropa,
- Meningkatkan partisipasi swasta/lembaga keuangan dalam melakukan investasi di sektor transportasi,
- Mewujudkan pengembangan transportasi berkelanjutan melalui penggunaan teknologi yang lebih efektif dan efisien,
- Mendorong kerja sama yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Negara anggota ASEM (Negara kepulauan/Negara dengan mayoritas wilayah lautan dan Negara dengan mayoritas wilayah daratan termasuk wilayah terpencil),
- Membangun sinergi antara rencana strategis regional di bawah kerangka : Uni Eropa, ASEAN, UNECE, UNESCAP, IMO, ICAO, WCO, OSJD dan OTIF.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan bahwa Indonesia memacu peran BUMN dan swasta dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi melalui beberapa skema pendanaan. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mengundang semua stakeholder agar ikut serta dalam kerja sama pembangunan transportasi yang akan dilanjutkan melalui studi kelayakan yang akan diimplementasikan dalam forum kerjasama tersebut.