Kontingen Indonesia Juara Umum Paralayang Dunia Kembali ke Tanah Air

oleh
oleh
Wakil Sekjen FASI Kolonel Pnb. Agung Sasongkojati, saat memberikan selamat kepada peraih juara dunia para layang Kolonel Kes. dr. Elisa Manueke, SpM. Rabu, 27/9/2017 , bertempat di terminal 2D bandara Soekarno Hatta. 

Yogyakarta, sketsindonews – Kontingen Paralayang Federasi Aerosport Indonesia (FASI) telah kembali ke Tanah air, Rabu, (27/9/2017) pukul 18.00 mendarat dengan selamat di terminal 2D bandara Soekarno Hatta.

Kedatangan Kontingen  Paralayang Nasional disambut dengan karangan bunga oleh Wakil Sekjen FASI Kolonel Pnb. Agung Sasongkojati didampingi pejabat dari Satlak Prima dan Media Nasional.

Kolonel Pnb. Agung Sasongkojati menyampaikan bahwa Tim olahraga dirgantara tersebut sukses menyapu bersih gelar juara dunia ketepatan mendarat dunia (Paragliding Accuracy World Cup/PGAWC) 2017 yang digelar di Slovenia pada 21-23 September 2017. Tim yang berangkat ke PGAWC di Slovenia adalah Tim Pelatnas Paralayang, terdiri dari  23 orang dari pelatnas ditambah 3 atlet non pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Asian Games 2018.

Kemenangan di Slovenia melengkapi kedigjayaan atlet-atlet yang disiapkan oleh FASI di tingkat Internasional dimana TNI AU berperan sebagai pembina utama olahraga Dirgantara di tanah air ini.

Lebih lanjut Sekjen FASI tersebut, menambahkan, “Keberhasilan menyapu bersih gelar juara dunia perorangan putra dan putri disamping juara dunia beregu didapat usai atlet-atlet paralayang Indonesia mengakhiri lomba pada seri keempat atau final di Kobarid, Slovenia pada 21-23 September kemarin. Dimana seri pertama digelar di Manado (7-9 Maret), lalu seri kedua di Serbia (7-9 April), seri ketiga digelar di Mount Saint Pierre, Quebec, Canada (21-23 Juli).”

Meskipun pada seri final ini, prestasi terbaik atlet-atlet Indonesia hanya meraih juara ketiga baik di nomor perorangan maupun beregu.

Di antaranya lewat Elisa Manueke dan Lis Andriana yang jadi juara tiga di kategori perorangan putra dan putri, dan tim Garuda Prima 2 yang jadi juara tiga pada nomor beregu.

“Namun total hasil penghitungan nilai mulai seri pertama hingga seri keempat, Indonesia meraih nilai terbanyak dan berhak menyandang predikat juara dunia perorangan putra, perorangan putri dan beregu,” paparnya.

Gelar juara dunia ketepatan mendarat Paralayang PGAWC 2017 ini diraih oleh Elisa Manueke. Sementara Rika Wijayanti berhasil jadi yang terbaik di bagian putri. Dan tim Garuda Prima 2 yang berisikan; Thomas Widyananto, Indra Lesmana, Ardi Kurniawan, dan Hening Paradigma juga berhasil menyabet terbaik di nomor beregu. Hegemoni Indonesia kali ini sangat terasa mendominasi di nomer ketepatan mendarat Paralayang, sehingga Indonesia menjadi  raksasa paralayang di kancah dunia tidak hanya di level Asia.

Di nomor putri, gelar juara direbut Rika Wijayanti, dari Kota Malang, Jawa Timur, yang merupakan atlet andalan Jatim di bawah binaan Lanud ABD Saleh sebagai FASIPROV Jatim. Sementara Tim Paralayang FASI juga merebut juara beregu yang diraih tim Garuda Prima 2 dengan Atlet Thomas Widyananto, Indra Lesmana, Andi Kurniawan dan Hening Paradigma.

Prestasi emas ini tercatat dalam sejarah, untuk pertama kalinya sebuah negara berhasil mendominasi ranking teratas dalam semua katagori dengan sistem perolehan ranking FAI / WPRS (World Paragliding Ranking System).

Usai menyabet gelar juara dunia, FASI kini mempersiapkan para anggota timnas paralayang untuk meraih medali emas di kejuaraan multi event ASIAN GAMES 2018. Dalam Asian Games nanti akan mempertandingkan dua nomor pertandingan yakni ketepatan mendarat dan lintas alam.

Indonesia menargetkan minimal meraih dua medali emas paralayang di Asian Games 2018 dari enam medali emas yang diperlombakan. Dengan prestasi gemilang ini menunjukan Olahraga Dirgantara adalah olahraga masa depan yang bisa mendorong masyarakat Indonesia berprestasi di tingkat dunia.

Sementara Kapentak Lanud Adisutjipto Mayor Sus Giyanto, Juara dunia putra paralayang dalam nomer ketepatan mendarat PGAWC 2017adalah seorang perwira kesehatan TNI AU, yaitu Kolonel Kes dr Elisa Manueke SpM, kepala Departemen Mata di RSPAU Hardjolukito, Yogjakarta.

Kolonel Elisa Manueke yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Prestasi FASI ini menyebutkan bahwa , “Selain suhu udara yang sangat dingin, lawan terberat kami saat bertanding di Kobarid Slovania adalah atlet dari Negara-Negara Eropa timur seperti dari Kosovo, Rep Ceko, dan tuan rumah Slovenia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.