“Ini sebenarnya kabar yang buruk buat proses pendewasaan politik kita. Karena alasan memilih karena faktor primordial, dan bukan karena pertimbangan meritokrasi,” ujarnya.
Burhan mengatakan, sebagian pihak coba kembali mereproduksi fenomena ini untuk kepentingan Pilpres 2019. Hal ini misalnya terbaca dalam Pidato Politik Anies Baswedan usai dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu yang sudah dimulai menjadikan signal perlawanan politik mulai memanas.
Menurut Burhan, pidato politik Anies mengirim pesan ke arah politik primordial. “Pidato Anies yang menggunakan kata pribumi dan terjajah itu memang bukan fenomena baru yang sekarang ini terus bergulir,” katanya.
“Tapi hal itu hanya bisa dibaca oleh mereka yang mengerti (politik). Dan dalam konteks ini, harus dibayar mahal, kalau elektoral dipilih berdasarkan pilihan primordial,” tandas Burhan.