Awal percakapan itu dimulai, dirinya yang kurus dengan dress terbuka bercerita hingga dia berada disini sebagai tempat menemani para pria iseng.
“Saya bisa temani minum bang di lokasi pojok itu ada rumah – rumah yang bisa disewakan, katanya
Cuma 30 ribu sekali sewa, kalo lebih dari itu tergantung Nur Bule, apa yang menjadi kesepakatan, jelasnya.
Kehidupan di jalaninya hanya ingin anak saya menjadi sarjana, penuh optimis hingga dirinya mengaku kost di Kota Bambu berdua dengan teman seprofesi, sementara anaknya tetap sekolah bersama neneknya di kampung Indramayu Jawa Barat.
Sambung Nur, hingga saat ini saya tak menikah lagi mas yang penting hidup ini harus tetap berjalan, kalopun tempat ini nantinya akan di bongkar sebagai lahan RTH tempat mangkal.
Dirinya tetap bersikukuh profesi aku masih jalan, kenapa tidak karena losmen transit sangat banyak di Tanah Abang yang penting membernya bisa menyusaikan diri, ucap genitnya penuh keyakinan.
Sementara tokoh pemuda Tanah Abang H. Heru Nuryaman menjelaskan, menuntaskan permasalahan sosial hanya bisa dibangun oleh warga lingkungan dengan pimpinan wilayah yang religius bersama pemerintah DKI yang kooperatif menuntaskan pekerjaan rumah wilayah, pungkasnya.