Dari kedua peristiwa penyerangan tempat ibadah berlainan agama tersebut, sulit untuk mengatakan apakah ada keterkaitan atau tidak, karena terjadi dalam waktu yang berdekatan dan tempat yang berbeda propinsi, ini yang menjadi pemikiran apakah iya dilakukan oleh orang sedang gila, ujar Ketua Umum Garda Perawat Kebangsaan Andrew Parengkuan. (14/2)
Yang jelas, apa yang dilakukan oleh para pelaku, jauh dari seorang dengan akal yang sehat untuk di terima.
Pihak kepolisian pun mengatakan bahwa pelaku pengerusakan khususnya pengerusakan Masjid Baitur Rohim adalah orang gila.
“Benarkah pelaku tersebut orang gila? Pihak kepolisian harus mengusut secara tuntas dan memberikan informasi secara transparan terhadap motivasi penyerangan tempat ibadah tersebut,” tegas Andrew.
Apakah benar-benar gila atau ada obsesi-obsesi tertentu yang memenuhi pikiran pelaku tersebut, sehingga memicu untuk melakukan tindakan-tindakan nekat yang jauh dari pikiran yang sehat.