Selain itu, penguasa dan pemodal suka didukung oleh mereka yang menyebut diri aktivis. Demi uang dan kekuasaan rela menjadi alat untuk menyerang siapapun penguasa, perorangan atau kelompok yang mencoba membela si kecil dalam rangka mewujudkan keadilan sosial.
Cara paling jitu yang dilakukan ialah melaporkan ke polisi dengan tuduhan telah melanggar UU atau Peraturan.
Kebijakan Anies – Sandi
Dalam diskusi terbatas di Fordis ICS Kahmi, seorang senior mengemukakan bahwa Anies dan Sandi menghadapi banyak musuh.
Pertama, para elit yang sedang berkuasa. Mereka melakukan segala cara untuk membuat Anies dan Sandi gagal dalam memimpin DKI.
Pasalnya, mereka tidak ingin Anies dipandang publik sukses memimpin DKI karena khawatir menjadi calon Presiden 2019. Pada hal Anies sudah sering mengemukakan bahwa ia akan menunaikan amanah yang dipercayakan oleh warga DKI sampai selesai.
Kedua, para konglomerat yang sudah kaya raya. Mereka tidak ingin Anies-Sandi sukses memimpin DKI karena khawatir mengancam kepentingan mereka. Pada hal pemihakan Anies-Sandi kepada perwujudan keadilan sosial, sejatinya akan menolong dan melindungi mereka. Memihak dan membesarkan yang kecil tidak harus melemahkan yang sudah besar dan maju.
Ketiga, para politisi dari berbagai partai politik yang tidak mendukung Anies-Sandi dalam pemilihan Gubernur 2017. Sejatinya tidak perlu dikhawatirkan karena Anies tidak punya partai. Dia memerlukan teman dan kawan dari semua partai politik dan golongan untuk membangun keadilan sosial di DKI.
Keempat, mereka yang sudah menikmati hasil pembangunan yang disebut ekonom Rizal Ramli sebesar 20%. Mereka khawatir kenikmatan mereka terganggu dengan kebijakan Anies dan Sandi yang populis- memihak dan memberdayakan mereka yang kecil dan tertinggal seperti penataan pasar Tanah Abang.