Kelima, para mantan pendukung dan loyalis Ahok-Djarot dalam Pilgub DKI yang sampai sekarang belum move on. Pada hal Anies telah berusaha merangkul semua dengan hadir di berbagai acara, misalnya di acara HUT Kanisius tetapi diperlakukan tidak pantas.
Ada yang pidato mengecam dan ada pula sejumlah hadirin keluar ruangan pada saat Anies memberikan kata sambutan.
Begitu juga sewaktu acara Natal bersama di PRJ Kemayoran Jakarta, sejumlah jamaah seperti diberitakan media, keluar ruangan ketika Anies tampil menyampaikan sambutan.
Bukan hanya itu, Anies menyebut “pribumi” dalam pidatonya di Balaikota DKI pasca dilantik menjadi Gubernur DKI juga dilapor ke polisi. Terakhir kebijakan menata Tanah Abang, juga dilapor ke polisi dengan tuduhan melanggar UU karena menutup jalan.
Belum lagi kebijakan Anies-Sandi memberi izin menggunakan Monas tempat kegiatan budaya, agama, kesenian dan lain-lain, selain kegiatan politik dipersoalkan dan bahkan mau diinterpelasi.
Sejatinya Gubernur Anies dan Wagub Sandi harus di dukung oleh semua karena keduanya sedang berjuang mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang diamanatkan oleh sila kedua dan sila kelima dari Pancasila serta Alqur’an surat Alma’uun ayat 1-3 yang artinya “Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama? Yaitu mereka yang tidak peduli terhadap anak-anak yatim dan tidak terpanggil untuk memberi makan orang-orang miskin.
Bentuk kepedulian dan pemihakan Anies dan Sandi kepada kaum marjinal yang direpresentansikan dengan sebutan anak-anak yatim dan orang-orang miskin seperti dikemukakan dalam Alqur’an adalah mengeluarkan kebijakan untuk memajukan mereka, tidak hanya memberi tempat berusaha, tetapi juga pelatihan, permodalan dan melindungi mereka.
Sangat naif dan konyol bila kita tidak mendukung dan bahkan menghalang-halangi Anies-Sandi untuk mewujudkan keadilan sosial dengan berlindung dibawah UU dan Peraturan yang tidak adil dan tidak memihak kepada mereka yang lemah dan belum maju, jelas Musni.
reporter : nanorame