“Sekarang sudah bagus, jadi kampung warna-warni, ada gang hijau sama, pemeliharaan ikan,” ujarnya.
Mengenai kendala pembuatan kampung warna-warni, Aseli mengatakan bila kendala awalnya adalah anak-anak warga kerap mencabuti daun-daun pohon yang sudah diambil.
“Kendalanya anak-anak kecil nyabutin daun-daun, kalau orangtuanya mah pada setuju semua. Untuk lukisnya kita swadaya warga, tapi pihak Kelurahan juga bantu,” lanjutnya.
Kini kampung padat hunian ini telah berubah dengan tampilan 3 dimensi hingga sangat lucu selain bersih dan bisa para pengunjung yang ingin melihat bisa berselfi dengan back ground edukasi gambar yang semuanya punya pesan moral.
reporter : inong