Dengan kondisi luka secara fisik dan batin, dengan memendam duka yang dalam Ibu Wenny berusaha tabah. Bayangkan penderitaan bertubi-tubi yang harus dihadapinya. Luka secara fisik mungkin masih bisa ditangani tapi luka hati yang dalam dari seorang Ibu adalah penderitaan yang sangat berat dan tak terungkapkan.
Dari foto yang beredar, Ibu Wenny terlihat tabah dan sangat tenang kendati batinnya bisa jadi bergejolak dan tidak siap menghadapi penderitaan yang memilukan ini. Tidak ada yang bisa memahami persamaan Ibu Wenny kecuali Tuhan yang diimani dan dipercayainya.
Kondisinya tidak mudah. Ibu Wenny masih dalam perawatan akibat luka terkena serpihan bom, dia bersikeras untuk mendatangi rumah tempat persemayaman jenazah dari kedua putranya. Melihat wajah kedua anaknya yang nampak tenang dan damai di pembaringannya. Akhirnya dokter mengijinkan dengan pendampingan khusus.
Dengan menahan rasa sakit dia yang berada dalam ranjang rumah sakit berusaha bangkit sembari mengusap kepala anaknya. Ada doa yang dipanjatkannya dengan penuh ketabahan dan keikhlasan kepada Bapa di Surga yang diimaninya telah menyediakan tempat yang terbaik di Rumah Bapa.
Kondisi Wenny yang masih lemah membuat dia hanya mendapat waktu empat jam dari rumah sakit untuk melihat jasad kedua anaknya di ruang pendingin jenazah Adijasa, Surabaya. Suasana haru dan duka pun terlihat dan menyentuh hati termasuk penulis pribadi.
Tak ada lagi kebersamaan dan gandengan tangan bersama Evan dan Nathan saat nantinya sembuh dan ke Gereja di hari Minggu. Tak ada lagi keceriaan dan kehadiran dari kedua putranya yang dikasihi oleh Ibu Wenny bersama suaminya. Kehilangan itu sangatlah dirasakan apalagi mereka masih kecil.
Teruntuk Bu Wenny, kedua putramu telah berada di pangkuan Bapa di Sorga. Mereka telah berjumpa dengan Kristus dan tenang bersama dengan Bapa di Sorga. Doa kami, kiranya Tuhan akan memulihkan dan membebat serta menyembuhkan luka terutama luka dan duka hati yang dialami Ibu bersama Bapak dan keluarga.
Tuhan akan menjadi Gembala yang baik di tengah lembah kekelaman yaiut lembah dukacita dan air mata. Tuhan sang Gembala Agung akan terus mendampingi Ibu Wenny bersama Bapak, tak akan dibiarkannya kalian berdua. Nanti sebagaimana keyakinan kita umat Kristiani bahwa kelak ada perjumpaan di Sorga yang kekal suatu saat nanti dan kita akan bersama dalam kekekalan. (**)