Menurut dia, capaian warga negara di pentas dunia banyak muncul di berbagai bidang seperti olimpiade matematika dalam International Matehmatical Olymipade (IMO) yang menjadikan Indoensia masuk peringkat ke-10 dunia awal Juli lalu, begitu juga Fauzan Noor seorang juara dunia Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) di Praha, awal tahun 2018.
“Namun, nasib para juara ini tidak sedramatis Zohri yang mendapat perhatian luas hingga Presiden. Kita harus merombak cara negara mengharagai para juara dunia ini,” tegas Anang.
Menurut dia, harus ada sistem yang baku dalam memperlakukan warga negara Indonesia yang telah mengharumkan nama Indoensia di panggung internasional. Dengan cara ini, imbuh Anang, tidak ada kesan negara tebang pilih dalam memperlakukan para juara.