Dasarnga kami ingin di bina kok, jangan kami ini di katakan liar, apalagi di musnahkan karena kami ini warga lokal asli (Tanah Abang) dan ini sudah menjadikan sebuah budaya (culture) kawasan kurma dari munculnya ide kreatif untuk tumbuh.
Harap Azis, justru seharusnya UMKM Pemprov DKI melegalkan kami dalam mendukung gerakan lokal ekonomi keumatan sebagai nantinya mrnjadikan pilar pebangunan wira usaha yang mandiri.
Keseimbangan larangan terkait di jalan kami sudah lakukan dengan para pemilik toko yang juga rela dan sadar mendukung para penggiat ekonomi kurma, jadi tak ada masalah.
“Ane udah geser kok, bersama 22 pedagang kami tetap menjaga nilai estetika”, ungkap Azis.