“Dibantu” Polisi, Wartawan Usir Sesama Wartawan Ketika Liputan

oleh
oleh
Foto ilustrasi. (Dok. Okezone)

“Saya diperbolehkan ikut oleh Pak Jun (Junaedi), Pak Bindu, Bu Mamik. Ada Pak Syahar juga kok, sempat ngobrol di ruangannya. Nah, ini mereka yang peserta malah ngelarang dan enggak ngebolehin saya. Padahal saya kan juga pengen cari berita di situ,” terangnya.

Pengusiran dinilai sudah di luar batas dan tidak beradab. Karena Bimo mengaku dirinya diusir saat dini hari dan tengah beristirahat.

Selain itu, imbuh Bimo, tidak sedikit dari peserta acara justru sudah tidak lagi bertugas meliput berita-berita di lingkungan Mabes Polri. Bahkan, ada dua sampai tiga perwakilan dari satu media yang sama.

“Nah saya sekalipun jarang nongkrong di sana, tapi saya sering hadir di konferensi pers Mabes. Saya juga sering bikin berita Mabes (Polri) kok. Silahkan dicek kalau enggak percaya,” tuturnya.

Bimo pun akhirnya pergi meninggalkan hotel saat itu juga. Pasalnya, Bimo enggan memancing keributan.

Sementara, perlakuan tidak menyenangkan juga dialami Firdausi. Wartawan yang bertugas meliput di Polda Metro Jaya dan Mabes Polri ini, sempat dipertanyakan keikutsertaannya oleh AR.

“Saya ditanya, ‘Emang mas udah di-list (namanya)?’ Nanyanya dengan nada sinis,” ungkapnya.

Nama Firdausi sendiri terdaftar di daftar peserta workshop. Tak seperti Bimo yang ditulis tangan, namanya telah diketik dalam daftar peserta. Lebih lanjut, beredar informasi bukan hanya Bimo dan Firdausi yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan, tapi juga sejumlah wartawan lainnya yang dinilai tak memenuhi syarat. Kendati begitu, para wartawan ini memilih diam tak menanggapi.

Sementara, menurut panitia penyelenggara Mamik, tak ada hak bagi para wartawan melarang kehadiran wartawan lainnya pada acara. Kehadiran Bimo di lokasi tersebut, telah mendapat persetujuan penyelenggara.

No More Posts Available.

No more pages to load.