Bamus Betawi Jangan Jadi Organisasi Eksklusif

oleh
oleh

“Karena itu, saran saya, kedua kubu sebaiknya melakukan rekonsiliasi. Lupakan soal Betawi murni dan tidak murni”.

Jangan jadikan Bamus Betawi sebagai organisasi “eksklusif” yang para petingginya hanya terdiri dari tokoh Betawi berdarah murni, karena hal itu akan merugikan komunitas Betawi sendiri,” tegas Amir.

Ia mengingatkan bahwa selama ini warga Betawi berdarah campuran juga telah ikut berjasa mengangkat citra Betawi. Sebut saja mantan Gubernur Fauzi Bowo yang berdarah Jawa-Betawi, karena ayah gubernur Jakarta periode 2007-2012 itu, Djohari Adiputro Bowo, berasal dari Yogyakarta.

“Jadi, kalau ingin maju dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri, warga Betawi harusa bersatu, jangan terpecah-pecah,” tegasnya lagi.

Seperti diketahui, Bamus Betawi terbelah karena kubu Penyelamat Bamus Betawi curiga penyelenggaraan Mubes pada 1-2 September telah direkayasa, sehingga mereka walk out dan Abraham Lunggana terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.

Kecurigaan muncul karena sejak awal tokoh dan warga Betawi yang tergabung dalam kubu ini telah melempar wacana bahwa ketua umum Bamus Betawi harus warga Betawi asli, sementara Abraham Lunggana yang akrab disapa Haji Lulung, berdarah Banten – Betawi.

Saat kubu Penyelamat Bamus Betawi menggelar Munas VII di Ancol sebagai pengganti Mubes, wacana ini juga digulirkan, sehingga setelah pengurus Majelis Adat terpilih, dari panitia terdapat statemen bahwa pengurus ini dari segi nasab dan DNA, mereka full Betawi.

Sementara Tokoh DKI sekaligus mantan Kasatpol PP Harianto Badjuri mendukung penuh Mubes VII yang digelat di Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara, pada Minggu (21/10) kemarin.

No More Posts Available.

No more pages to load.