Jakarta, sketaindonews – Sebuah film music yang kini banyak di tonton di bioskop merupakan kisah perjalanan hidup Freddy Mercury sang legendaris vocalis grup Queen “Bohemian Rhapsody”.
Dalam kisah itu menggambarkan perjalanan grup band rock legendaris Queen dan Freddie Mercury menarik banyak orang dari berbagai usia untuk menonton film musik itu. Saya pun juga bernyanyi dengan mereka sepanjang film diputar. Menyenangkan kembali ke masa lalu..
Penulis Denny Siregar memcoba memaknai film Freddy pada sebuah sisi manusia yang punya segalanya, ambisius dalam etimologi politik, sungguh menjadi pernik untuk kita menelaah dalam situasi pencapresan calon presiden di pentas politik di Indonesia.
Kritik dalam intisari itu bisa menjadi renungan bila kita menonton, makna film untuk menjadi resensi menjelma untuk menilai tentang sosok yang terjadi.
Kata Denny, tapi dibalik semua lagu hitsnya, Freddie ternyata orang yang kesepian. Ia yang hidup dibalik tembok rumah besar, ketenaran dan kekayaan, rupanya tidak bisa menikmati apa yang ia punya. Ia dikelilingi orang-orang yang terus mengkapitalisasi dirinya. Orang-orang yang sebenarnya tidak mencintai dirinya, hanya memanfaatkannya. (5/11)