Rico menambahkan dengan ketidak netralan ini membuat tidak kondusif dan memancing reaktif bagi pendukung Anies sehingga Jakarta sebagai parameter Ibukota Negara kedepannya dalam kondisi menjadi tidak aman.
Kedua sambung Rico, Anies tak ada maksud mengkampanyekan calon presiden tertentu saat pose dua jari. Namun dia mempersilakan bila para pihak menafsirkan lain dari persfektif yang berbeda.
Dirinya hanya kecewa, sikap Bawaslu bungkam terhadap kepala daerah lain, kenapa itu tidak di perlakukan hal yang sama seperti Anies.
“Tapi maksud saya ginilah banyak sekali sinyal semacam itu ditunjukkan oleh Kepala daerah yang lain tapi kenapa ketika pak Anies melakukan itu buru buru dipanggil, diperiksa terus diancam penjara, masa begitu kejahatan, enggak lah, seperti itu.