Maming menjelaskan, seperti diketahui perusahaan-perusahaan besar sekarang ini seperti Facebook dan Google pada dasarnya bukan perusahaan media, tetapi perusahaan media sosial. Yang terjadi sekarang, perusahaan tersebut sudah mengambil iklan yang jauh lebih besar dari perusahaan-perusahaan media.
“Orang di dunia dalam memasang iklan telah dikuasai oleh perusahaan media sosial. Perusahaan tersebut menggunakan teknologi dalam strategi pasar mereka. Bagaimana teknologi mengubah strategi promosi perusahaan yang lebih direct kepada konsumen,” jelasnya.
Selain itu, kata Maming, tantangan industri media kali ini juga terdapat pada media-media yang langsung dikelola oleh individu. Misalnya YouTube channel. Semua artis atau publik figur punya media sendiri, dengan membuat YouTube channel sendiri.
“Ini adalah pesaing media yang luar biasa. Yang membaca dan menonton mereka, itu lebih besar dari media konvensional yang ada. Ini adalah fakta yang harus dihadapi,” katanya.
Menurutnya, di era industri media sekarang ini, untuk mempertahankan eksistensinya bukan masalah siapa yang paling kuat atau paling cerdas. Yang akan terus bertahan merupakan perusahaan yang bisa menyesuaikan diri dengan zaman.