Jakarta, sketsindonews – Tanda – tanda kiamat untuk siapa ? Dimana banyak para alim ulama mengupas ini, seperti rasanya suara keras sebagai bagian tanda-tanda kiamat yang digembar-gemborkan oleh segelintir orang saat hari Jumat, 15 Ramadhan 1441H-merujuk pada sebuah hadits yang keshahihannya dipersilihkan, bahkan Ibnu Jauzi menyatakan hadits ini palsu-tidak terjadi.
Peristiwa alam yang terjadi sejak dulu sampai sekarang memang kerap dikaitkan oleh sebagian orang dengan tanda-tanda akan terjadinya kiamat. Tanda-tanda ini bukanlah kiamat itu sendiri.
Mengenai kapan waktu terjadinya kiamat, nyaris semua ulama sepakat tidak ada makhluk baik di bumi dan di langit yang mengetahuinya karena Allah SWT sudah menegaskan di dalam Alquran surat al-`Araf ayat 187 yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Karenanya, sesuai dengan ayat ini, maka ketika makhluk yang paling mulia dan paling Allah cintai, Nabi Muhammad SAW, ditanya tentang kapan terjadinya kiamat oleh pemimpin para malaikat, Jibril as., yang sedang menyamar sebagai manusia hanya bisa menjawab: “Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya!” (hadits shahih riwayat Imam Muslim no. 8). Semulia Nabi Muhammadi SAW dan pemimpin para malaikat, malaikat Jibril as., saja tidak tahu tentang kapan terjadinya kiamat, apalagi makhuk atau manusia lainnya? Hanya kemudian, di matan hadits yang sama, setelah ditanya oleh malaikat Jibril as.,