Diskusi yang mengangkat tema ‘Gotong Royong Pusat-Daerah dalam Distribusi Bansos’ serta dipandu langsung oleh Ketua Umum DPP Foreder Aidil Fitri tersebut juga diikuti oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Staf Ahli Menteri Sosial, Erwin Tobing.
Diawal pembicaraan, Ganjar menyatakan bahwa pandemi ini merupakan ujian bagi para pemimpin di seluruh dunia kaitan dengan kualitas kepemimpinannya dalam menghadapi badai ujian Covid-19.
“Semua pemimpin di dunia tengah diuji kualitas integritas kepemimpinannya. Untuk Indonesia sendiri disinilah momentum pengamalan Pancasila sila ke-2 dan ke-5, kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa pendistribusian bansos harus tepat sasaran, karenanya mental memberi dan menjaga tetangga yang kesulitan harus digalakan. “Jawa Tengah punya program Jogo Tonggo atapun jaga tetangga” katanya.
“Saya yakin ini akan sangat bermanfaat, terlebih dengan gerakan lumbung pangan yang berbasis keluarga ini bisa menjadi solusi yang solutif dan konstruktif atas permasalahan bangsa dalam menghadapi Covid-19 ini,” tambahnya.
Garda juga mengatakan, bahwa garda terdepan dalam memerangi Pandemi Covid-19 ini bukanlah tenaga medis, tenaga kesehatan, ataupun pemerintah melainkan masyarakat selaku pribadi-pribadi yang harus memiliki kesadaran untuk berkeinginan kuat terlepas dari wabah Corona ini. “Dimulai dari diri kita bukan orang lain,” tegasnya.
“Kawan-kawan pengurus Foreder dapat berperan aktif melalui slot kerelawanan (Volounteer) dan menjadi mitra pemerintah dalam mengawal pendistribusian Dana Bansos ini,” sarannya.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Sosial, Erwin Tobing menyatakan bahwa potensi ketidaktepatan dalam pendistribusian ini sangat besar, karenanya diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam pendataan calon penerima dana bansos ditengah pandemi Covid-19 ini, sebagai tahap awal.
“Data penerima Bansos itu ada di kepala-kepala daerah hingga RT/ RW ini ujung tombak pendistribusian Bansos, sukses dan tidaknya ada di daerah-daerah. Silahkan diawasi bersama-sama lantas dikalukulasi saja, 1,3 juta KK untuk masyarakat di DKI Jakarta, 600 ribu KK untuk masyarakat Bodetabek, Bansos berupa sembako dengan nilai bantuan Rp.600 perbulan per KK selama 3 bulan dengan total anggaran Rp.3,4 Triliun. Untuk Bansos Tunai (BST) 9 juta KK di luar Jabodetabek bansos tunai senilai Rp.600 ribu per KK perbulan selama tiga bulan dengan total anggaran Rp.16,2 Triliun,” papar Erwin.
Ia juga menginformasikan, bahwa Kemensos membuka layanan pengaduan Bansos Kemensos melalui layanan HP 08111022210 atau bisa melalui surel bansoscovid19@kemsos.go.id
Terakhir dia mengatakan bahwa peran serta Foreder dalam mengawasi Bansos ini sangat berarti untuk bangsa dan negeri.
Sementara Ketua Umum Foreder, Aidil Fitri yang juga moderator jalannya diskusi tersebut mengajak seluruh anggota Foreder untuk melakukan yang terbaik untuk bangsa.
“Saatnya kita berbuat yang terbaik untuk bangsa ini, tak peduli jabatannya apa, statusnya apa, yang paling penting adalah amal perbuatan yang terbaik dari kita untuk tegaknya nilai-nilai kemanusiaan di Republik ini. Rekan-rekan Foreder di daerah dapat menjadi partner pemerintah untuk pendistribusian Bansos ini, caranya harus proaktif dengan dinas sosial,” pungkasnya.
Ditengah Pandemi Covid-19, Ganjar Pranowo Harapkan Peran Aktif FOREDER
