Namun, sufisme bukanlah agama dan tidak akan dijadikan sebagai agama oleh para pengikutnya. Maka keberadaan kaum Sufi di berbagai lini kehidupan sosial dan kebangsaan, tidak menjajakan komoditas atau melakukan launching atau pemasaran produk baru keagamaan.
Mereka adalah siapapun yang mewarisi dan hidup segaris dengan Kenabian. Mereka adalah kaum tengah yang santun dan tidak menyemai ambisi kekuasaan.
Akhir kalam, kaum sufi baru ini harus memilki kecerdasan sufistik yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari penggalian, pembangunan dan pengembangan keeadaban Islami. Kecerdasan sufistik ini sangat diperlukan dalam menyikapi tajam keadaan potensialitas-impotensialitas ummat, dengan terus menyeruak ke tengah-tengah masyarakat untuk memberi warna kehidupan yang teduh dan pasti di tengah kegalauan, kegelisahan dan stress yang sedang melanda bangsa ini karena pandemi COVID-19. Selamat Idul Fithri 1441H, selamat datang kaum sufi baru!
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre