Ia menyampaikan, dalam sepekan, kegiatan belajar hanya berlaku tiga hari, yakni senin, selasa, dan rabu. Sisanya siswa belajar menggunakan daring. Saat belajar, siswa tetap dipantau ketat untuk menjaga jarak dan menggunakan APD face shield.
Ia mengungkapkan, metode yang diterapkan tersebut adalah metode murid kunjung. Murid tetap belajar daring, namun sambil lalu berkunjung dan berkumpul dengan teman-temannya. Hanya metodenya bukan seperti sekolah aktif, melainkan guru menggunakan sistem murid kunjung.
Artinya selain siswa belajar menggunakan sistem daring, guru memberi waktu bertatap dalam hari-hari tertentu. Manfaatnya, siswa dapat berkonsultasi soal pelajaran selama daring di rumah.
Belajar dengan metode murid kunjung murni digagas Widayanti. Itu dilakukan setelah dirinya banyak mendapat masukan dari orangtua siswa agar cara belajar anaknya bisa diawasi.
“Makanya kami menaruh siswa untuk belajar di gudang. Lagian rumah siswa jaraknya juga tidak jauh dari sekitar lingkungan di sini. Apalagi sistem ini memang sangat didorong oleh orangtua siswa,” ujar dia.