Menurut Bari, ulama Madura merasa dirugikan atas pencatutan foto tersebut. Padahal foto itu diambil saat para Ulama bersama beberapa tokoh pendidikan dalam rangka memusyawarahkan penyusunan buku akhlak sebagai bahan pelajaran di sekolah umum.
“Foto itu sebenarnya foto tahun 2018 saat para ulama merumuskan kurikulum pendidikan pasca kasus ada penganiayaan seorang siswa terhadap seorang guru yang mengakibatkan kematian di salah satu SMAN di Sampang,” ungkap Bari kepada awak media, Selasa (25/8/20).
Meski demikian, Bari berharap dengan dilaporkannya secara resmi kasus tersebut, aparat segera menindak pihak-pihak yang telah merugikan ulama. Sehingga tidak ada lagi kesan tidak etis yang dilakukan pemerintah, hanya demi program kerja.