Rasulullah SAW VS “Muslim Force” Teori Skala Hawkins

oleh
oleh

Lanjut Rakhmad, Namun sebagian umatnya, masuk dalam kelompok Force, di antara cirinya: tidak bisa memaafkan diri sendiri atas kejadian masa lalu. Punya tendensi destruktif, menyalahkan orang lain atau lingkungan sekitar (keadaan).

Dengan kata lain, dari hasil riset Hawkins, Rasulullah SAW yang berada di skala Power berhadapan dengan sebagian umatnya, umat Islam, yang berada di skala Force. Sehingga, dengan skala Hawkins ini, kita dengan mudah dapat membacanya dalam masalah respon karikatur Rasulullah SAW yang sedang terjadi.

Ada umat Islam yang merespon bersama skala Rasulullah SAW (skala Power), yaitu penuh pengampunan dan ada umat Islam yang merespon bersama skala hasil pikirannya sendiri (skala Force), yaitu penuh dengan tendensi destruktrif bahkan bertindak tanpa belas kasih dan pengampunan.

Contoh skala Rasulullah SAW, skala Power, yang penuh pengampunan adalah ketika Rasulullah SAW dengan cinta kasihnya terus menyuapi makan dari makanan yang dikunyah mulutnya sendiri kepada orang Yahudi tua yang buta yang terus menghina dan mencaci maki dirinya.

“Namun, Rasulullah SAW terus saja menyuapinya makan sampai Rasulullah SAW wafat. Sedangkan contoh skala hasil pikiran umat islam yang masuk dalam skala Force terjadi di masa Rasulullah SAW masih hidup, yaitu seperti kasus seorang sahabat yang buta yang membunuh budak perempuannya karena budak perempuannya ini terus menerus menghina, mencaci maki Rasulullah SAW, padahal oleh tuannya, sahabat yang buta ini, dia sudah dingatkan untuk tidak berbuat seperti itu,” papar Rakhmad Zailani Kiki.

No More Posts Available.

No more pages to load.