Abai Terhadap Kekecewaan Bisa Menjadi Malapetaka

oleh
oleh

Oleh: Penggiat Sosial, S Indro Tjahyono

Tulisan ini pernah dimuat Harian TERBIT dengan judul “Ini Semua Hanya Akumulasi Kekecewaan” pada Senin, 24 Agustus 2020. Tulisan ini digubah karena relevan dengan perubahan politik terkini. Khususnya dengan adanya hingarbingar politik terkait Omnibus Law dan kepulangan Habib Riziek Shihab

Klimaks dari apa yang semula disebut kenyinyiran itu ternyata semakin nyata. Harus diingat bahwa ini bukan semata-mata perang antar buzzer. Ada perubahan pada konstelasi politik juga yang mungkin tidak lagi manjur untuk direspon dengan jalan kompromi.

Walau pun pilar kekuasaan utama TNI, Polri, BIN, Kemendagri, dan Kemenlu tetap mendukung pemerintah; yang namanya politik tetap didasarkan pada kepentingan dan pengaruh. Apalagi mengingat bahwa di Indonesia perubahan (politik) selalu diinisiasi oleh mass power atau people movement. Artinya legal power tetap berpeluang untuk ditundukkan oleh mass power tersebut.

DINAMIKA POLITIK JELANG PEMILU/PILPRES 2024

Dalam masa pandemi Covid 19, tidak hanya di Indonesia yang kekuatan oposisinya meradang. Saat pemerintah lemah sebagai dampak dari pandemi, saat itu pula oposisi berpikir untuk melakukan tekanan kepada pemerintah. Apalagi jika pemerintahan itu keropos, karena jajaran eksekutifnya melempem semua.

Selain itu, kekuatan pendorong gejolak politik ini, terlepas dari kekecewaan kepada pemerintah, adalah karena adanya Pemilu/ Pilpres 2024. Semua ingin berkompetisi mencari panggung dalam rangka perebutan kekuasaan 2024 tersebut. Sebagian berpikir syukur-syukur mereka bisa berprestasi menjatuhkan kekuasaan sebelum tahun 2024.

Inilah latar belakang dari lahirnya macam-macam gerakan , baik yang berdalih menyelamatkan maupun yang berdalih membela NKRI. Tetapi kalau kita mau jujur, ini semua merupakan kulminasi dari pembiaran presiden atas kekecewaan yang muncul di tengah masyarakat, termasuk dari kalangan relawan. Pembiaran inilah clue dari seluruh persoalan politik yang rungsing saat ini.

KEKECEWAAN DEMI KEKECEWAAN

“Before the president from Chicago (Obama) says farewell , there’s disappointment”, kata John Kass di Chicagotribune. Pangkal kekalahan Obama adalah karena rakyat kecewa. Apalagi strategi Obama dalam berkampanye seolah tampil sebagai Mesiah atau Ratu Adil.

No More Posts Available.

No more pages to load.