Ia mengaku bahwa sebelumnya memang ada rapat musyawarah antara pemilik proyek dengan tokoh masyarakat dan warga pemilik lahan. Tujuannya meminta agar hadirnya proyek dengan jumlah fantastis tersebut tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebagai solusinya, rapat disepakati jika pemilik lahan akan jadi perhitungan selama pengerjaan berlangsung.
Di lokasi proyek, salah seorang pemborong pengerjaan Zaini membenarkan informasi tersebut. Bahkan saat proyek disidak anggota dewan, sejumlah warga terang-terangan menyampaikan jika pembebasan lahan masih menimbulkan masalah. Sebab jumlah yang diterima disebut-sebut tidak sesuai dengan kesepakatan.
“Warga yang tidak paham dengan aturan main proyek, kami yang disangka bermain. Padahal kami sebagai pekerja tidak tahu-menahu soal pembebasan lahan. Kami juga di bawah kendali pemilik proyek,” tutur Zaini.