“Terlebih pimpinan Walikota antara komunikasi bukan hanya formal dan nonformal tapi dibutuhkan komunikasi lain untuk bisa mengakomodir ruang dan waktu dari sumber para tokoh dan ulama bukan pula satu sumber dari anak buah pamong yang biasanya hanya “carmuk”dalam aspek menuntaskan persoalan wilayah,” tambahnya.
Masyarakat kritis tentunya menjadi informasi masukan bagi pimpinan Walikota baru menjabat bukan menerima satu sumber dari anak buah nota bene tidak punya kinerja bagus karena komunikasi laporan memang “interlux” tapi faktanya bisa menjadi sebaliknya.
Sambung dia, Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma saat ini belum melewati 100 hari menjabat, saat ini segudang masalah menanti beiringan kondisi pandemi belum tuntas baik penanganan PKL di bulan Ramadhan serta kawasan penanganan sterilitas Kemacetan Tanah Abang mulai bergerak seiring mobilitas ekonomi dan bisnis mulai nampak.