Stefanus Gusma menyampaikan bahwa Pemuda Katolik yang dipimpinnya akan terus memberikan perhatian khusus tentang Papua karena pertama, ada persoalan fundamental krisis kepercayaan politik di Papua , kedua, laju pembangunan infrastruktur tidak diimbangi dengan strategi pembangunan manusia yang tepat dan sistematis, dan ketiga, ada perbedaan persepsi terhadap berbagai persoalan sosial kemasyarakatan di Papua antara Papua dan Jakarta.
Pemuda Katolik sebagai salah satu stakeholder pembangunan manusia Papua, lanjutnya, siap bersinergi dengan semua pihak untuk mengupayakan dialog yang lebih dalam antara Papua dan Jakarta. Perbedaan persepsi yang melandasi berbagai konflik di Tanah Papua harus berakhir dengan dialog yang lebih berkualitas dan menyentuh hingga ke basis.
Setiap anggota TNI yang datang dari luar Papua untuk bertugas di Papua, jelas Gusma, harus dibekali pemahaman yang utuh tentang aspek antropologi Papua. Persoalan persepsi terhadap isu sosial kemasyarakatan di Papua dapat diminimalisir jika setiap prajurit TNI mampu menginternalisasi kebudayaan dan situasi sosial masyarakat Papua.