“Itu berita bohong. Saya luruskan supaya Anda tahu. Romo Benny tidak pernah menjabat sebagai sekretaris Komisi HAM di KWI karena memang tidak ada komisi HAM di KWI. Yang benar adalah Romo Benny dahulu menjabat sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) di KWI selama tiga periode dan telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Saya sudah tanya langsung ke Romo Benny, beliau di Komisi HAK KWI tiga periode itu selama 9 tahun dan masa tugasnya berakhir dengan baik di tahun 2014. Sehingga kalau saudara Natalius Pigai bilang Romo Benny dipecat, itu tidak benar. Natalius sudah berlebihan dengan mengembangkan narasi yang menyerang pribadi Romo Benny. Emang apa maksudnya,” ujar Egi membela Romo Benny.
Egi menegaskan bahwa pihaknya akan berada di depan untuk melawan siapapun yang ingin memecah bela anak bangsa dengan menyebarkan berita-berita bohong dan memainkan isu SARA.
“Kalau ada Pastor dan Romo diserang saya akan lawan. Kalau ada yang memainkan isu SARA untuk memecah belah anak bangsa, kami akan melawan. Kami hadir untuk menjaga Gereja dan Bangsa Indonesia. Untuk keutuhan NKRI tidak boleh ditawar-tawar,” tegas Egi yang saat ini memimpin lebih dari 25 ribu anggota pencak silat pendidikan THS-THM yang tersebar di seluruh Indonesia ini.