Sebab, hal itu terjadi tidak hanya pada calon eselon 1. Dia menyebut ada juga calon pejabat eselon 2 yang keluarganya terdeteksi terpapar radikalisme, ironi, jelas Tjahyo.
Hal tersebut, lanjut Tjahjo, diketahui berdasarkan jejak digitalnya. Karena sebab itulah, maka sang calon pejabat eselon 2 terpaksa juga harus gagal.
Tjahjo mengaku hampir setiap bulan harus memberhentikan ASN dari pekerjaannya karena terpapar radikalisme dan terorisme.
“Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme,” ujar Thahjo.