“Awalnya tuh Opa dan Oma pemalu dan gak percaya diri, awalnya kita tawarkan untuk nyoba tapi mereka gak ada yang berani seperti pecahin papan, tapi sekarang udah ada yang minta 2 bahkan 4 papan, malah pernah ada yang mecahin 2 Hebel” tutur Carolina kepada Sketsindo.
Setelah latihan, lanjut Carolina, para lansia gemar bercerita berbagai hal. “Mereka suka cerita, mulai dari candaan sampai keluarga” sambungnya.
Pemegang sabuk hitam Taekwondo DAN VI Kukkiwon yang juga salah satu Master Taekwondo Kukkiwon dan pendiri Taekwondo Nenggala yang berpusat di Kedoya Sport Club, banyak cerita dibalik senyum dan tawa pada saat latihan.
“Ada yang salah satu dari mereka ada yang tidak pernah didatangi keluarga, ada yang memang belum pernah menikah, jadi memang sebatang kara, bahkan ada yang diantar anaknya yang para lansia ini tidak tau kalau itu Panti Jompo, dan gak pernah dijenguk lagi” ucapnya.
Sabeomnim Carolina merasa dirinya banyak mendapat berkat dari apa yang di lakukan dengan berbagi ilmu Taekwondo kepada opa oma yang dibantu oleh pelatih pelatih Nenggala yaitu Sabeomnim Reza dan Sabeomnim Rico melatih di panti Jompo.
“Yaa, kita dipeluk, kita didoakan, itu kan sebuah berkat buat kita, walaupun ini bentuknya Charity (amal)” imbuhnya.
Menariknya, latihan Taekwondo tak hanya untuk membela diri, membentuk karakter, dan berolahraga. Namun bisa juga sebagai terapi bagi beberapa penyakit.