Ngopbar Sersan DPD IKAL Jabar: Menghadapi Ancaman Nyata terhadap Pancasila di Era Digitalisasi dan Globalisasi Saat Ini

oleh
oleh

Ditambahkan dia lagi, kemajuan teknologi informasi telah membawa pengaruh besar dalam kegiatan penyediaan, pengelolaan, dan penyebarluasan informasi. Secara psikologis, membanjirnya informasi di tengah-tengah masyarakat telah menimbulkan apa yang disebut dengan ‘infoglut’ di mana masyarakat merasa kewalahan karena banyaknya informasi yang diterimanya. Sementara secara sosial. timbul pula apa yang disebut ‘shock culture’ akibat pesan-pesan yang terkandung di dalam suatu informasi menimbulkan pergesekan dan pertentangan dengan nilai-nilai sosial yang ada. 

“Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi lewat jaringan Internet, merupakan sarana penetrasi halus budaya luar yang sedang menggerus dan menyebar secara cepat pada peradaban manusia Indonesia,  dimana budaya luar tersebut telah membawa ekses terhadap nilai nilai budaya bangsa sendiri, dan apabila budaya luar mendominasi dalam perilaku budaya bangsa Indonesia, maka  eksistensi budaya bangsa akan hilang tak berbekas, dan memunculkan disparitas baru yang semakin hari semakin mengkhawatirkan,” ungkap Usep.

Sebagian masyarakat masih berpikir bahwa “perang” masih seperti tempo dulu, melakukan gencatan senjata lalu tembak-tembakan, tidak sadar bahwa perang sudah menggunakan teknologi tinggi, misalnya melalui smartphone yang tiap hari dipegangnya. Sesungguhnya teknologi itu ancaman terbesar karena bisa jadi merusak pikiran bawah sadar yang mampu merusak moralitas bangs ini. Hal ini yang membuat  IKAL Jawa Barat berpikir keras mengantisipasi hal tersebut salah satunya dengan kemandirian teknologi agar anak bangsa terlindungi dari serangan informasi yang bebas. 

Lebih daripada itu, kemandirian teknologi untuk melindungi data serta informasi yang hari ini di pegang sistemnya oleh pihak-pihak luar. IKAL Jabar mendorong para anggotanya melakukan terobosan-terobosan teknologi keamanan pertahanan di bidang ini. Hari ini kekuatan teknologi mampu mengalahkan jutaan orang. Putra-putri bangsa yang hari ini memiliki SDM yang mumpuni di bidang teknologi harus diakomodir dan menjadi garda terdepan dalam pertahanan teknologi.  Seperti yang disampaikan ketua IKAL Jabar bahwasanya demokrasi digitalisasi algoritma bisa menjadi ancaman dan juga bisa menjadi peluang perubahan. Maka kemandirian teknologi harus betul-betul diapliksasikan oleh anak bangsa. 

Dalam Ngopbar Sersan itu juga mendapat pandangan yang disampaikan oleh Captain Marcellus Hakeng Jayawibawa anggota IKAL Jawa Barat, Pengamat Maritim dan yang juga merupakan perwakilan dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC).

Menurutnya, keuntungan dari globalisasi bagi Indonesia meliputi pertama, Pertumbuhan ekonomi: Globalisasi membuka peluang pasar dan investasi baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keuntungan yang Kedua menurut  Marcellus Hakeng adalah Peningkatan teknologi. Akses ke teknologi terbaru dan peningkatan pengetahuan melalui hubungan dengan negara-negara lain dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.

“Keuntungan ketiga dari globalisasi adalah Diversifikasi ekspor. Globalisasi membuka peluang untuk mengekspor produk Indonesia ke pasar-pasar baru dan meningkatkan pendapatan negara,” tegasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.