“Akademik berintegritas itu tidak keluar dari nilai Pancasila. Dunia akademik melahirkan karya yang otentik, memberi kemanfaatan bagi kemanusiaan, akademik yang kolaboratif, dan menjunjung nilai keadilan. Pancasila harus operasional di lingkungan perguruan tinggi,” tegas Tholabi.
Menurut dia, mata kuliah Pancasila di lingkungan perguruan tinggi harus menyesuaikan dengan kebutuhan Gen Z saat ini dengan melakukan modifikasi yang kompatibel dengan dunia Gen Z. Dia mengutip hasil riset Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) yang mengungkap generasi muda memahami Pancasila di ruang kelas sebesar 28,6% dan dari media sosial sebesar 21,7% yang menunjukkan tidak tingginya pemahaman Pancasila dari bangku kuliah.
“Mata kuliah Pancasila harus dimodifikasi dalam penyampaian di ruang kelas. Termasuk, pengajar Pancasila harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Pancasila, jadi bukan sekadarnya,” tandas Tholabi.