Penata Tari, Supriyadi Arsyad mengatakan, dalam pertunjukan Renggana, perempuan memegang peran sentral. Dari beberapa cerita dan citra perempuan, dia mengembangkan sendiri, menciptakan narasi yang berkaitan dengan perempuan. Dalam intinya.
“Saya akan menjadikan perempuan sebagai pusat cerita, menggambarkannya dari berbagai sudut pandang, baik sebagai ibu, istri, atau bahkan dalam konteks yang lebih luas,” kata Supriyadi Arsyad, Jumat (27/10).
Pentas akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama terdiri dari tarian repertoar, yang mencakup beragam budaya seperti tarian dari Palembang, Jawa, Betawi, dan Ambon. Kemudian, sesi kedua yang disebut “tarian garapan” di mana semua penari akan turun bersama-sama dan akan ada pembacaan Pasal 6 Gurindam 12 karya sastra Raja Ali Haji oleh Aylawati Sarwono, selaku bintang tamu. Hal ini yang menjadi keunikan dari pentas Komunitas Perempuan Menari kali ini.
Pentas Renggana juga merupakan wujud dari keinginan para perempuan yang mencintai budaya untuk berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia. Para perempuan yang awalnya mungkin tidak memiliki latar belakang dalam seni tari, kini ingin menjalani keinginan mereka untuk melestarikan budaya dengan cara yang unik.