“Tentunya penghargaan semacam (AHI) ini harus diteruskan sebagai bagian dari memelihara motivasi bagi insan humas untuk bisa berkarya lebih baik lagi,” kata Azis.
Sementara itu, Founder dan CEO Humas Indonesia Asmono Wikan dalam sambutannya mengatakan, pihaknya berharap kerja-kerja keterbukaan informasi instansi pemerintahan diabadikan untuk meraih reputasi lembaga masing-masing.
“Hari ini, memberikan informasi saja tidak cukup. Kebenaran (jadi) soal persepsi, bukan lagi soal faktual. Lebih repot ternyata (karena) reputasi juga dianggap sebagai buah persepsi,” tutur Wikan.
“Artinya kerja-kerja komunikasi hari ini tidak mudah. Bagaimana caranya di era yang penuh ketidakpastian ini kita berkomunikasi dengan sangat jernih,” ujarnya.
AHI 2023 memiliki lima kategori yang dikompetisikan, yaitu Pelayanan Keterbukaan Informasi Publik Terinovatif, PPID Terbaik, Media Internal, Kanal Digital, dan Program Kehumasan Pemerintah (Government Public Relations/GPR). Kelima kategori tersebut menggunakan penilaian berbasis penjurian, di mana dewan juri terdiri dari para pakar humas/public relations, pakar komunikasi publik, jurnalis senior, akademisi senior, dan pakar branding.
AHI 2023 adalah barometer pencapaian tertinggi kinerja departemen komunikasi publik/biro humas/Dinas Komunikasi dan Informatika sepanjang 1 September 2022 sampai dengan 30 Agustus 2023. (Red)