” Sekaligus melanjutkan pembangunan Pak Jokowi untuk menuju Indonesia Emas. Dan munculnya Gibran sebagai cawapres itu adalah suatu ruang bahwa anak-anak muda ada ruang ke depan untuk melanjutkan posisi kepemimpinan nasional. Memang sekarang banyak orang belum mengerti apa yg sekarang, program dan gagasan mau dimunculkan oleh Gibran. Ini lah perlu banyaknya relawan untuk menyampaikan secara masif dan terukur program-program yang dikerjakan oleh mas Gibran,” tuturnya.
Sementara itu, politisi Muda Partai Golkar, Adi Baiquni menyampaikan, sekarang ini memang masanya anak-anak muda. Karena, setiap masa beda gaya, beda mazabnya.
“Anak muda yang sadar dimana kemampuannya, fashionnya. Nah, Mas Gibran ini simbol anak muda untuk di eksekutif. Pengalaman ada, intelektual ada. Untuk itu, di 2024 anak muda harus mengkonsolidasikan dirinya untuk turut serta berpartisipasi pada Pemilu. Tingkat parsipasi harus lebih maksimal,” kata Adi.
Sedangkan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, pemilih harus melihat kapasitas dan integritas dari para capres-cawapres. Kemudian, bagaimana paslon capres-cawapres menaruh perhatian serius pada isu korupsi.
“Seorang pemimpin, siapapun dia harus memiliki integritas. Penyakit kita ini korupsi. Kalau orde baru dulu korupsi di bawah meja, kalau sekarang meja-mejanya di korupsi,” sindir Ujang.
(Red)