Hanya dalam satu malam, Kota mungil Lubuk Sikaping porak poranda dihantam banjir bandang. Sejumlah fasilitas umum, jalan, jembatan, sarana air bersih PDAM, mushalla, rumah, ruko, lahan pertanian dan kolam ikan.warga luluh lantak, hancur dihantam air bercampur lumpur dan bongkahan kayu bekas tebangan.
Wajah-wajah letih dan sedih warga terlihat jelas di depan rumahnya masing-masing. Ada yang sekedar termenung karena air masih menggenangi rumahnya, namun sebagian lagi tampak tengah berjibaku membersihkan material lumpur yang menimbun lantai serta halaman rumah mereka.
“Sejak tadi malam ndak lalok kami Pak. Aia masuk ke rumah hingga setinggi dada. Barang-barang ndak ado yang bisa diselamatkan, semua terendam air dan lumpur,” ujar Acik, warga Kampung Tampang, Nagari Durian Tinggi.
Sama dengan Acik, Ikhwan Arief, S.Kom., M.Kom Teknisi IT Dinas Kominfo Pasaman, pun mengalami hal serupa. Rumahmya yang berada.di komplek perumahan Rimbo Aro, Nagari Tanjuang Baringin, nyaris hanyut dihondoh air bah bermaterial lumpur padat dan gelondongan kayu.
“Selain berlumpur, banjir juga membawa bongkahan kayu yang terus menerus menghantam rumah. Sungguh membuat ngeri dan menakutkan. Suasana tadi malam itu begitu mencekam, suasana gelap, listrik mati, hujan lebat tak kunjung berhenti sejak kemaren, sore,” cerita Iwan dengan wajah letih bercampur sedih.
Dari dalam rumah Iwan tampak barang elektronik, perabotan rumah tangga, tempat tidur, pakaian dan barang lainnya terendam lumpur pekat. Sementara halamam rumahmya tinggal separoh, lantaran sudah terkikis aliran sungai Batang Pigariang yang menggila sejak pukul 20.30 wib, Sabtu (2/12) malam.