Anggota TKN Ganjar-Mahfud yang juga advokat kondang Prof. Dr. Todung Mulya Lubis, SH, LLM menilai pesta demokrasi kali ini dibawah bayang-bayang kecemasan. Hal tersebut diakuinya dengan banyaknya laporan-laporan yang meminta untuk memilih salah satu Paslon.
“Pemilu pada masa orde baru tidak seperti saat ini, banyak sekali hal-hal yang mungkin kita tidak akan percaya. Tetapi itu yang terjadi, terlalu banyak intervensi,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika melihat apa yang dilakukan Presiden Jokowi akhir-akhir ini, itu menunjukkan keberpihakan pada Paslon Prabowo-Gibran. Selain itu, dari banyaknya laporan-laporan yang diterima, banyak juga hal-hal yang bisa dipertanyakan terkait netralitas pemerintah. Dalam hal pesta demokrasi, kata Todung, seharusnya pemerintah mengedepankan etika kekuasaan.
“Dalam pemilu, kita bersama-sama harus berkomitmen dan menjunjung tinggi bahwa pemilu harus jujur dan adil. Jika tidak melakukan itu, pemilu akan dipenuhi dengan kecurangan. Langkah konkretnya bisa dilakukan dengan membangun pemantau pemilu yang aktif menjaga di tiap TPS,” imbuhnya.