“Kami bergerak bersama generasi muda, kali ini melibatkan remaja-remaja SMA, mahasiswa dan para milenial,” ujarnya.
Menurut Trisny, para mahasiswa berasal dari kampus Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, Universitas Pertamina, UPN Veteran, Universitas Insan Pembangunan Indonesia (UNIPI), Interstudy, London School of Public Relations (LSPR), Universitas Budiluhur, Universitas Indraprasta PGRI, Universitas Siber Asia, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Ilmu Qur’an, Universitas Pelita Harapan, Universitas Pakuan, UIN Syarif Hidayatullah, Politeknik Jakarta, Universitas
Atmajaya Jogjakarta, Universitas Tanjungpura, Institut Bisnis Sumatera Utara, Universitas Islam Bandung, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Indonesia dan lain-lain.
Hadir pula siswa setingkat sekolah menengah atas, seperti SMAN 23 Jakarta, SLB Santi Rama, SMAN 31 Jakarta, SMA BudhiWarman 1 Jakarta Timur, SMAN 25
Jakarta, SMAN 57 Jakarta, SMKN 52 Jakarta, SLB Mawar Putih, SMKN 27 Jakarta, SMK Jayawisaya 2, SMU Pangudi Luhur, SMKN 2 Depok, SMKN 1 Bogor, SMAN 12 Tangsel, SMKN 8 Tangsel, SMPN 31 Jakarta, SMA Labschools Jakarta, SMK Yadika Jatirangga, SMAN 34 Jakarta, SMK 52 Teknologi dan lain-lain.
Ketua Umum PBI, Rahmi Hidayati, menjelaskan pengenalan kebaya ke generasi muda sudah sejak beberapa tahun yang lalu dijalankan PBI. Antara lain dengan menggelar program Kebaya Goes To School dan Kebaya Goes To Campus. Tanpa diduga, ujarnya, ternyata ketertarikan siswa sekolah dan para mahasiswa luar biasa besar kepada kebaya.
“Awalnya mereka hanya tau bahwa kebaya itu pakaian ibu dan neneknya. Ternyata anak-anak muda pun bisa asyik berkebaya,” ujar Rahmi seraya menambahkan bahwa soal pelestarian budaya berkebaya ini memang hanya bisa dilakukan bila generasi muda ikut bergerak di dalamnya.