“Seharusnya moda jalan hanya untuk jarak pendek. Untuk angkutan barang menengah hingga jauh, kereta api dan kapal laut jauh lebih efisien. Tapi semua itu tidak berjalan karena kebijakan yang tidak berpihak,” tegasnya.
Menurut Djoko, kemacetan ini juga disebabkan oleh pembatasan operasional logistik yang terlalu panjang selama arus mudik Lebaran, yakni hingga 16 hari. Akibatnya, aktivitas bongkar muat tertumpuk dan distribusi logistik terganggu.
“Pembatasan logistik tidak boleh lebih dari lima hari. Kalau terlalu lama, distribusi tersendat dan akan berdampak pada perekonomian nasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah perlu kembali pada prinsip tata kelola pelabuhan yang benar sebagaimana warisan tata ruang zaman Hindia Belanda, yang memiliki buffer zone sejauh 1 kilometer dari pelabuhan. Kini, banyak zona penyangga berubah fungsi menjadi pemukiman dan pertokoan yang memicu kemacetan.