“Nilai ekonomi jagung sangat besar. Backward linkage dari sektor hulu seperti benih, pupuk, dan alat mesin pertanian mencapai Rp23 triliun. Sementara forward linkage ke sektor pakan, olahan, hingga bioenergi melampaui Rp70 triliun,” jelasnya. “Total rantai nilai mencapai Rp134 triliun, dengan multiplier effect yang luas,” tambah Manimbang.
Mantan Sekjen MN KAHMI ini juga menyoroti peran penting negara melalui pembentukan Gugus Tugas Ketahanan Pangan 2024–2025.
“Negara harus hadir dalam pengawasan distribusi input seperti benih dan pupuk, serta menjamin keamanan dan perlindungan petani,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, peran Polri disebut krusial, terutama dalam pengamanan distribusi dan penindakan terhadap praktik-praktik distorsi pasar. Manimbang mencontohkan kolaborasi Polri dengan Kementan, Bapanas, dan Bulog sebagai bentuk sinergi lintas institusi yang strategis.
Tak hanya itu, ia juga mendorong penguatan Koperasi Merah Putih sebagai kelembagaan pangan desa. “Koperasi harus menjadi pusat distribusi input, penyerapan panen, pengelolaan pascapanen, hingga distribusi ke industri,” katanya.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Barat ini juga menyinggung pentingnya integrasi antara koperasi jagung dengan Mitra Boga Garuda (MBG) dan Badan Gizi Nasional (BGN).