“Tantangan seperti komposisi kloter yang terdiri dari berbagai syarikah berhasil diatasi melalui sistem koordinasi terpadu melalui operation room yang melibatkan Kemenhaj, delapan syarikah, dan PPIH Arab Saudi,” ujarnya.
“Catatan teknis lapangan telah ditangani dengan baik sepanjang operasional haji berlangsung,’ sambungnya sembari menekankan pentingnya menjadikan pengalaman tahun ini sebagai pelajaran bersama untuk peningkatan layanan haji di masa mendatang.
Koordinator dan Supervisor (Musyrif Aam) Kantor Urusan Haji, Dr. Badr al-Sulami juga menyampaikan hal yang sama. Dia mengapresiasi langkah Wakil Menteri Haji Saudi yang berkenan hadir langsung dan memantau kondisi jemaah Indonesia. “Ini sebagai wujud perhatian tinggi pimpinan Kemenhaj terhadap kualitas layanan,” tuturnya.
Badr al-Sulami juga menyampaikan bahwa Kementerian Haji telah memulai langkah awal persiapan Haji 1447 H/2026 M, termasuk pembentukan kelompok kerja lintas sektor yang akan mulai bekerja pekan depan. “Kelompok kerja ini akan membahas berbagai kebijakan baru dan timeline teknis yang harus dipatuhi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menghindari kendala dan menyempurnakan pelayanan haji tahun depan,” tegasnya.
Mewakili PPIH Arab Saudi, Muchli M Hanafi menyampaikan apresiasi dan rasa hormat atas keberhasilan Kerajaan Arab Saudi dalam menyelenggarakan ibadah haji 1446 H/2025 M, di tengah tantangan global dan regional. Indonesia merasa bangga menjadi bagian dari sukses besar ini, dengan kontribusi hampir 16% dari total jemaah haji luar negeri.
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah kedua negara, khususnya Kementerian Haji dan Umrah Saudi dengan Kementerian Agama Republik Indonesia,” tandasnya.