Haidar Alwi: Polisi Bantu Petani Jaga Ketahanan Pangan, Bukan Sekadar Penegak Hukum

oleh
oleh
Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi (dok. Pribadi)

Hari Bhayangkara: Refleksi Presisi yang Nyata di Sawah.

Memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Haidar Alwi mengajak semua pihak untuk menengok ke bawah: ke desa, ke lumpur sawah, ke tempat di mana polisi bekerja dalam senyap tanpa sorotan media. Di sanalah, katanya, kita bisa melihat wajah Polri yang sesungguhnya. Wajah yang dekat dengan rakyat.

Ia menyambut baik arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mewujudkan Polri Presisi yang responsif, prediktif, dan transparan. Gropyokan tikus bersama petani, menurutnya, adalah perwujudan paling jujur dari Presisi itu sendiri: polisi hadir, bekerja, dan berdampak langsung tanpa menunggu headline.

Tak bisa dipungkiri, arah kebijakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membuka ruang baru bagi Polri untuk lebih dekat dan menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat. Di bawah kepemimpinannya, kepolisian tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat prosedural semata, tetapi diarahkan untuk menjadi bagian dari solusi nyata atas persoalan rakyat.

Pendekatan humanis dan kolaboratif yang beliau dorong memungkinkan polisi di desa untuk bertindak luwes, progresif, dan berpihak pada kehidupan warga, seperti yang terlihat dalam aksi-aksi gropyokan di Grobogan. Ini bukan semata keberhasilan struktural, melainkan keberanian untuk merombak cara pandang institusi terhadap fungsi pengabdian.

“Bhayangkara modern bukan hanya tahu pasal hukum, tapi tahu kondisi petani di musim tanam. Polisi bukan hanya paham tentang penindakan, tapi juga tentang penyelamatan panen dan kehidupan. Itulah polisi yang layak diteladani, bukan hanya ditonton,” pungkas Haidar Alwi.

No More Posts Available.

No more pages to load.